Sebetulnya apa sich pacaran itu..?????? Biasanya klo ada cowok dan cewek saling suka, salah satunya nyatain dan yang lainnya terima, itu berarti udah pacaran. Gitu ya..???? Buat sebagian orang pacaran itu isinya jalan berdua, makan, nonton, curhat – curhatan. Pokoknya just for fun..!!!! Ada juga orang – orang tujuannya untuk lebih mengenal sebelum pernikahan.
Sebagai umat islam sebenernya kita perlu mengetahui “PRAKTEK PACARAN” yang banyak dilakukan orang - orang sesuai atau tidak dengan aturan dalam islam.??
PERTAMA. Katanya orang klo lagi pacaran pengennya berdua terus. Iya apa iya???? Beberapa hari nggak ditelpon udah serah dan gelisah, seharian nggak di sms udah kangen. Begitu ketemu pengen memandang wajahnya terus, pokoknya dunia serasa berbunga – bunga. Apalagi klo ditambah acara mojok – mojok berdua di tempat sepi mesra – mesraan. Wa..wa..wa..waduh... hati – hati dech, soalnya Rasulullah SAW bersabda : “ Tiada bersepi – sepian seorang lelaki dan perempuan, melainkan syetan merupakan orang ketiga diantara mereka”.
KEDUA. Klo lagi pacaran katanya rasa seperti di mabuk cinta. Lupa yang lainnya. Dunia serasa milik berdua yang lainnya cuman ngontrak aja.
KETIGA. Bukan menjadi rahasia lagi klo di jaman sekarang ini banyak yang terjadi “kecelakaan” yang disengaja dalam berpacaran. Emang awalnya mereka pacaran nggak menjurus ke sana. Tapi... gara – gara sring berdua, ada kesempatan, dan ditambah lagi diem – diem syetan udah ngerubung dari segala penjuru. Yah terjadilah, alhasil syetan emang jagonya menjerumuskan & menguasai manusia. Yah pertama pegang tangan, terus rangkul pundak, terus cipika – cipiki, terus...terus...terus... sampai kebablasan nggak ada remnya. Jangan salah lho, agama kita melindungi kita dengan melarang melakukan perbuatan – perbuatan itu. Makanya ngaji biar tau...!!!! FirmanNya, “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu pekerjaan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS 15:32).
Fakta dan realita : hamil di luar nikah, pemerkosaan dan aborsi terjadi setiap hari dan bisa kita temukan pula beritanya setiap hari di media massa. Realita seperti ini oleh sebagian masyarakat dianggap sebagai suatu yang biasa dan bukan lagi hal yang aneh. Namun bagi sebagian anggota masyarakat yang memiliki kepekaan akan merasakan kesedihan, kekhawatiran dan ketakutan terhadap kondisi seperti ini karena akibat buruk dari hal itu semua bisa jadi suatu saat menimpa anggota keluarga mereka. Salah satu faktor yang mengakibatkan itu smua adalah adanya pergaulan bebas dan pakaian yang mempertontonkan aurat. Oleh sebab itu Allah telah mengatur secara khusus masalah pergaulan antara laki – laki dan perempuan dalam rangka menyelamatkan kehormatan dan menentramkan mereka.
KEEMPAT. Ternyata pacaran bukan jaminan akan berlanjut ke jenjang perkawinan. Banyak orang yang sudah pacaran bertahun – tahun ternyata kandas juga di tengah jalan. Pacaranpun tidak menjadi jaminan bahwa kita tau segalanya tentang si dia. Banyak yang sikapnya berubah setelah menikah. Klo kini kita udah tau Praktek Pacaran nggak menjadi jaminan bahkan melanggar aturan Allah dan tidak mendapat ridho-Nya. Masihkah kita yang mengaku hamba-Nya, yang menginginkan surga-Nya, yang takut akan neraka-Nya. Tetep masih mau melakukannya????
Tapi klo bukan dengan pacaran terus gimana donk caranya ketemu jodoh??? Apalagi jaman sekarang kita nggak bisa gampang percaya sama orang kan, jadi emang perlu adanya penjajakan tetapi secara islami. Islam memang punya solusi dan jurus yang TOP BGT SKL (Top Banget Sekali) dan OK dalam memilih jodoh. Istilahnya pun juga nggak kalah ngetop dan keren yaitu Ta’aruf artinya perkenalan. Nah sekarang ayo kita pahami dulu apa sebenernya Ta’aruf itu.
Pertama. Ta’aruf itu sebenernya hanya untuk penjajagan sebelum menikah. Jadi klo salah satu atau keduanya merasa nggak sreg, ya bisa menyudahi Ta’arufnya. Ini akan lebih baik dari pada orang yang pacaran lalu putus. Biasanya orang yang pacaran hatinya sudah bertaut sehingga klo tidak cocok sulit putus dan terasa menyakitkan. Tapi Ta’aruf yang Insya Allah niatnya untuk menikah Lillahi Ta’ala, dan jika tidak ada kecocokan bertawakal saja, mungkin memang bukan jodoh. Tidak ada pihak yang merasa dirugikan ataupun merugikan.
Kedua. Ta’aruf akan lebih fair. Masa penjajakan diisi dengan saling tukar informasi mengenai diri masing – masing tentang kebaikan maupun keburukannya. Misalnya seumpama klo kita tidur sering ngorok, sebaiknya tetep kita beritahukan kepada calon kita agar tidak menimbulkan kekecewaan di kemudian hari. Begitu juga dengan kekurangan yang lainnya seperti mengidap suatu penyakit atau yang lainnya. Informasi bukan cuman dari si calon langsung, tapi juga bisa dari orang – orang yang mengenalnya dan yang amanah. So.. si calon nggak mungkin bisa ngaku – ngaku dirinya baik. Ini berbeda dengan orang pacaran yang biasanya semu dan penuh kepura – puraan. Yang cewek akan dandan habis – habisan dan malu – malu. Yang cowok biarpun lagi bokek tetep berlagak tajir, pengen traktir ini itu padahal dapet duit dari hasil minjem temen.
Ketiga. Dengan Ta’aruf kita bisa berusaha mengenal calon dan mengumpulkan informasi sebanyak – banyaknya dalam waktu yang sesingkat – singkatnya. Hal ini bisa terjadi karena memang keduanya telah benar – benar siap dan ikhlas untuk menikah dan siap membuka diri baik kelebihan maupun kekurangan. Semua ini akan menghemat waktu yang sangat besar. Coba bandingkan dengan orang pacaran yang sudah lama tapi sering tetap merasa belum bisa mengenal pasangannya.
Keempat. Melalui Ta’aruf kita boleh menganjurkan kriteria calon yang kita inginkan. Klo ada hal – hal yang cocok Alhamdulillah, tapi klo ada yang masih kurang sreg bisa dipertimbangkan dengan memakai hati dan pikiran yang sehat. Keputusan akhir pun tetap berdasarkan dialog dengan Allah SWT melalui sholat Istikharah. Berbeda dengan orang yang mabuk cinta dan pacaran. Kadang ada suatu hal buruk pada pacarnya, misalnya suka memukul dan lain – lain, tapi tetep bisa menerima padahal hati kecilnya tidak menyukainya. Tapi karena cinta (atau sebenarnya nafsu) terpaksa menerimanya.
Kelima. Klo memang ada kecocokan, biasanya jangka waktu Ta’aruf dilanjutkan ke khitbah (lamaran) dan ke akad nikah tidak terlalu lama. Ini bisa menghindarkan kita dari berbagai macam zina termasuk zina hati. Selain itu tidak ada perasaan “digantung” karena semuanya sudah jelas tujuannya adalah untuk memenuhi sunnah Rasulullah yaitu menikah.
Keenam. Dalam Ta’aruf tetap dijaga adab berhubungan antara laki – laki dan perempuan. Biasanya ada pihak ketiga yang memperkenalkan. Jadi kemungkinan berdua – duaan kecil yang artinya kita terhindar dari zina.
Sebagai umat islam sebenernya kita perlu mengetahui “PRAKTEK PACARAN” yang banyak dilakukan orang - orang sesuai atau tidak dengan aturan dalam islam.??
PERTAMA. Katanya orang klo lagi pacaran pengennya berdua terus. Iya apa iya???? Beberapa hari nggak ditelpon udah serah dan gelisah, seharian nggak di sms udah kangen. Begitu ketemu pengen memandang wajahnya terus, pokoknya dunia serasa berbunga – bunga. Apalagi klo ditambah acara mojok – mojok berdua di tempat sepi mesra – mesraan. Wa..wa..wa..waduh... hati – hati dech, soalnya Rasulullah SAW bersabda : “ Tiada bersepi – sepian seorang lelaki dan perempuan, melainkan syetan merupakan orang ketiga diantara mereka”.
KEDUA. Klo lagi pacaran katanya rasa seperti di mabuk cinta. Lupa yang lainnya. Dunia serasa milik berdua yang lainnya cuman ngontrak aja.
KETIGA. Bukan menjadi rahasia lagi klo di jaman sekarang ini banyak yang terjadi “kecelakaan” yang disengaja dalam berpacaran. Emang awalnya mereka pacaran nggak menjurus ke sana. Tapi... gara – gara sring berdua, ada kesempatan, dan ditambah lagi diem – diem syetan udah ngerubung dari segala penjuru. Yah terjadilah, alhasil syetan emang jagonya menjerumuskan & menguasai manusia. Yah pertama pegang tangan, terus rangkul pundak, terus cipika – cipiki, terus...terus...terus... sampai kebablasan nggak ada remnya. Jangan salah lho, agama kita melindungi kita dengan melarang melakukan perbuatan – perbuatan itu. Makanya ngaji biar tau...!!!! FirmanNya, “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu pekerjaan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS 15:32).
Fakta dan realita : hamil di luar nikah, pemerkosaan dan aborsi terjadi setiap hari dan bisa kita temukan pula beritanya setiap hari di media massa. Realita seperti ini oleh sebagian masyarakat dianggap sebagai suatu yang biasa dan bukan lagi hal yang aneh. Namun bagi sebagian anggota masyarakat yang memiliki kepekaan akan merasakan kesedihan, kekhawatiran dan ketakutan terhadap kondisi seperti ini karena akibat buruk dari hal itu semua bisa jadi suatu saat menimpa anggota keluarga mereka. Salah satu faktor yang mengakibatkan itu smua adalah adanya pergaulan bebas dan pakaian yang mempertontonkan aurat. Oleh sebab itu Allah telah mengatur secara khusus masalah pergaulan antara laki – laki dan perempuan dalam rangka menyelamatkan kehormatan dan menentramkan mereka.
KEEMPAT. Ternyata pacaran bukan jaminan akan berlanjut ke jenjang perkawinan. Banyak orang yang sudah pacaran bertahun – tahun ternyata kandas juga di tengah jalan. Pacaranpun tidak menjadi jaminan bahwa kita tau segalanya tentang si dia. Banyak yang sikapnya berubah setelah menikah. Klo kini kita udah tau Praktek Pacaran nggak menjadi jaminan bahkan melanggar aturan Allah dan tidak mendapat ridho-Nya. Masihkah kita yang mengaku hamba-Nya, yang menginginkan surga-Nya, yang takut akan neraka-Nya. Tetep masih mau melakukannya????
Tapi klo bukan dengan pacaran terus gimana donk caranya ketemu jodoh??? Apalagi jaman sekarang kita nggak bisa gampang percaya sama orang kan, jadi emang perlu adanya penjajakan tetapi secara islami. Islam memang punya solusi dan jurus yang TOP BGT SKL (Top Banget Sekali) dan OK dalam memilih jodoh. Istilahnya pun juga nggak kalah ngetop dan keren yaitu Ta’aruf artinya perkenalan. Nah sekarang ayo kita pahami dulu apa sebenernya Ta’aruf itu.
Pertama. Ta’aruf itu sebenernya hanya untuk penjajagan sebelum menikah. Jadi klo salah satu atau keduanya merasa nggak sreg, ya bisa menyudahi Ta’arufnya. Ini akan lebih baik dari pada orang yang pacaran lalu putus. Biasanya orang yang pacaran hatinya sudah bertaut sehingga klo tidak cocok sulit putus dan terasa menyakitkan. Tapi Ta’aruf yang Insya Allah niatnya untuk menikah Lillahi Ta’ala, dan jika tidak ada kecocokan bertawakal saja, mungkin memang bukan jodoh. Tidak ada pihak yang merasa dirugikan ataupun merugikan.
Kedua. Ta’aruf akan lebih fair. Masa penjajakan diisi dengan saling tukar informasi mengenai diri masing – masing tentang kebaikan maupun keburukannya. Misalnya seumpama klo kita tidur sering ngorok, sebaiknya tetep kita beritahukan kepada calon kita agar tidak menimbulkan kekecewaan di kemudian hari. Begitu juga dengan kekurangan yang lainnya seperti mengidap suatu penyakit atau yang lainnya. Informasi bukan cuman dari si calon langsung, tapi juga bisa dari orang – orang yang mengenalnya dan yang amanah. So.. si calon nggak mungkin bisa ngaku – ngaku dirinya baik. Ini berbeda dengan orang pacaran yang biasanya semu dan penuh kepura – puraan. Yang cewek akan dandan habis – habisan dan malu – malu. Yang cowok biarpun lagi bokek tetep berlagak tajir, pengen traktir ini itu padahal dapet duit dari hasil minjem temen.
Ketiga. Dengan Ta’aruf kita bisa berusaha mengenal calon dan mengumpulkan informasi sebanyak – banyaknya dalam waktu yang sesingkat – singkatnya. Hal ini bisa terjadi karena memang keduanya telah benar – benar siap dan ikhlas untuk menikah dan siap membuka diri baik kelebihan maupun kekurangan. Semua ini akan menghemat waktu yang sangat besar. Coba bandingkan dengan orang pacaran yang sudah lama tapi sering tetap merasa belum bisa mengenal pasangannya.
Keempat. Melalui Ta’aruf kita boleh menganjurkan kriteria calon yang kita inginkan. Klo ada hal – hal yang cocok Alhamdulillah, tapi klo ada yang masih kurang sreg bisa dipertimbangkan dengan memakai hati dan pikiran yang sehat. Keputusan akhir pun tetap berdasarkan dialog dengan Allah SWT melalui sholat Istikharah. Berbeda dengan orang yang mabuk cinta dan pacaran. Kadang ada suatu hal buruk pada pacarnya, misalnya suka memukul dan lain – lain, tapi tetep bisa menerima padahal hati kecilnya tidak menyukainya. Tapi karena cinta (atau sebenarnya nafsu) terpaksa menerimanya.
Kelima. Klo memang ada kecocokan, biasanya jangka waktu Ta’aruf dilanjutkan ke khitbah (lamaran) dan ke akad nikah tidak terlalu lama. Ini bisa menghindarkan kita dari berbagai macam zina termasuk zina hati. Selain itu tidak ada perasaan “digantung” karena semuanya sudah jelas tujuannya adalah untuk memenuhi sunnah Rasulullah yaitu menikah.
Keenam. Dalam Ta’aruf tetap dijaga adab berhubungan antara laki – laki dan perempuan. Biasanya ada pihak ketiga yang memperkenalkan. Jadi kemungkinan berdua – duaan kecil yang artinya kita terhindar dari zina.
Yah keliatannya memang ga mudah, apalagi buat remaja ABABIL
Tapi mereka harus ingat suatu kalimat yang sesuatu banget, hehe, cekidot+++>"Sesuatu kalo mudah dijalankan dan mudah didapatkan biasanya itu sesuatu yang biasa aja, mudah pulah lepas dari genggaman, dan akhirnya pun ga karuan tapi sesuatu yang sulit dijalankan dan sulit didapatkan biasanya sesuatu yang luar biasa, tidak mudah lepas dari genggaman dan berbuah manis, berakhir bahagia"
So...tinggal pilih, Pacaran atau ta'aruf??mau yang biasa atau yang luar biasa??
It's your choice
0 comments:
Post a Comment